Tuesday 26 August 2008

KONTEMPLASI (merenung)

Kata itu gw dapet dari seorang rekan sesama pesakitan, inisial MN (alow mamih,,,) ketika dia bilang yang dia pengen pas ultah dia sekarang saat tulisan ini dibuat - minggu, 24 agustus 2008.
Tanpa sadar, gw turut berkontemplasi. Berikut ini poin-poinnya yg gw runut mundur mulai jam 6 pagi, sesudah semalaman ga tidur. Bukan disengaja sih sebenernya. Seperti biasa, nama-nama akan disamarkan untuk menjaga privasi, halakh...

1. Telpon Gemintang. Gw bilang ma dy sudah begitu lama ga denger suara dia. Apalagi awalnya telpon dia pun karena gw cek buku-telpon ponsel, rata-rata kalo ga aktif ya ga diangkat. Dari mulai jam 4 pagi. Emang sarap gua?! Telpon itu adalah sebuah pembebasan atas diri gw sendiri yang sudah MERDEKA, dari Romantisme Masa Silam (lagi-lagi ini istilah MN).
2. Telpon Mba Ita, sebuah obrolan ga penting. Sebelumnya yg penting. Si gemblunk. Dia kerja di Bali saat ini. Sebuah tempat yang gw idamkan untuk ekspansi dunia-putri.
3. Telpon Tante Yos. Bukan ga penting sih, dia temen emak gw. Obrolan melacak jejak masa silam bisa dilanjutkan di rumah. Jejak seorang gw yang baru mulai berpikir setahun-dua tahun belakangan, secara umur udah 23 padahal. Kemana aja guwe, gak pernah MIKIR.
4. Melihat buku ospek. Ada bagian harus TTD. Dan di sana ada TTD Pangeran Bogor kecengan gw, playboy-cap-kentut (No-Re, siapa sih yg bilang lu playboy?ada gitu?aneh banget?), dan Cha-dora mak-comblang gw. Pada akhirnya, bosen juga gw ngecengin manusia apatis kayak gitu. Tak dapat birahi, tidak juga intelektualitas. Hasrat berburu dia pudar seketika. Lelaki, yang konon berasal dari Mars, pada akhirnya masih menjadi misteri dalam kabut-nebula gw. Karena gw pun bukan dari venus sebenarnya. Ngerti kan, Mars-Venus, sebuah bentuk pengkotakkan gender secara umum.
5. Berkumpul di kamar Medusa, dengan Gendut, Key Ho, dan Mow. Melihat foto-foto perjalanan Mow selama di Yogyakarta. Melihat Sendratari dan Candi, juga ke area keraton. Gw asli Cirebon, merasa malu karena tidak tahu apa-apa ketika MN tanya kuliner Cirebon. Dan tadi gw jadi berpikir, bukankah Cirebon juga punya KERATON dan sebangsanya. Sudah dipajang di photoblog multiply sih, perjalanan Tour de Keraton Cirebon gw. Parah ternyata kondisi Keraton Cirebon, jika dibandingkan dengan Yogyakarta. Bukan semata karena Cirebon kota kecil. Ini adalah suatu bukti betapa mudahnya orang-orang mengabaikan sejarah.
6. Bersua kembali dengan Bu Bawel, dan seorang lelaki yang dibawanya sebagai ojek (partner kerja deng, lucu juga lhoh jeung heuu,,). Begitu bernafsunya Bu Bawel dengan pencariannya akan materi alias uang. Tanpa bermaksud muna, tujuan dia logis. Gw juga butuh duit banget. Tapi esensinya bukan di duit itu sendiri melainkan proses tumbuh kembang PEMIKIRAN gw yang mati suri sekian tahun lamanya.
7. Gw dicuekin ade-ade gw sendiri sesiangan ini (gilunk, andi, ngapain aja kalian heh?!). Akhirnya gw telpon seorang yg gw anggep adik (kenal dari kakanya yang,,,panjang lah ceritanya). Mari kite sebut dia ucrit. Si ucrit bela-belain dateng ke Bandung dari Yogya wat liburan demi lelakinya. Mengingatkan gw pada seorang teman, Idjo. Ucrit bilang gw ga boleh crita ke kakanya. Buset dah, kayak gada kerjaan aja gw ngurusin kayak gituan.

Sudah cukup kesimpulan hasil gw berkontemplasi dalam 7 poin.Secara kebetulan, 7 adalah angka kesayangan gw dan NPM gw. Cihuy, akhirnya berubah jadi X-007 alias bukan mahasiwi lagi!

Ada sih misteri besar gak penting. BAIK dari minggu kemaren gda kabarnya. Balas SMS tidak, kirim SMS pun tidak. Sialnya lagi, telpon gw pun gak diangkat. Siapakah BAIK? Lelaki baik-baik, tapi entah dia baik atau tidak. Gw pernah mendefinisikan BAIK sbg pemilik sejuk berhadapan dg hati gw yang panas, dan damai berhadapan dg otak gw yang bergejolak.
Sampai tulisan ini diturunkan, korban belum berhasil dimintai keterangan. Lhoh? kok jadi gini? Sudahlah, selamat berkontemplasi juga untuk Anda sekalian para tamu dari dunia-lain.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home