Tuesday 7 July 2009

Kegilaan Ini Membunuhku

Oke, ini akan terdengar sangaaat hiperbokis. Bukan cinta yang membunuhku, tetapi kegilaan yang fluktuatif ini yang agaknya membunuh jiwa saya perlahan-lahan. HAHAHA... Ketawa Kapital.

Ini dia si blog adik saya semata wayang buah simalakasdut Amank Toa Buluk. Dia bilang dalam profil eta blog : sedang belajar menulis, suatu seni merangkai kata.

Padahal, baru tadi si saya esmosi jiwa padanya dan lantas jadi bete sangat pada ibuku. Yah, orang-orang mehek-mehek pasti akan bilang : Jangan suka gitu sama ibunya. Kalian tidak tau seperti apa aku dan terlebih ibuku, jadi gawsa banyak bacot deh..!

Apa yang lucu? Saya, kakaknya si Buluk Toa, sungguh berobsesi ingin menjadi Seniman Kata. Si Orang Setengah Gila yang menemukan keasikan tersendiri dalam bermain dengan kata-kata, kalok perlu bermain dengan hal lain pula. Hati dan badan, sebab jika badan ini tidak akan hancur melainkan hati remuk berkeping-keping. Hasyaaah, kenapa jadi ndangdut ginih?

Tapi, entah juga yah? Menjadi seniman artinya siap hidup kayak orang susah. Secara, itu si Bu Dhe yang mengaku sebagai anggota berdarah seni, eh malah berakhir menjadi Busnis-Wati yang keknyah sih secara finansial doski tajir-tajir ajah.

Ah, jadi binun eh sayah...

Mum, HATE you so. But the more I hate U the more I became look like U. SIAL...!

Jadi, apa sih pesan moral tulisan ini? Saya menulis untuk merapikan struktur otak saya yang burak rantak kayak Lalu Lintas Jakarta Yang Gila Bangeud..!

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home